MASALAH ADAB MASUK TANDUS/WC

Hendaklah mendahulukan orang yang masuk tandus/WC itu akan kakinya kiri dan tatkala keluarnya mendahulukan kakinya kanan dan jangan ia membaca zikir Allah dan jangan ia menanggung nama Allah dan nama rasul Allah dan nama malaikat dan huruf qur'an dan hendaklah ia menutupkan kepalanya dan menjauhkan dirinya daripada manusia kepada tempat yang sunyi dan jangan ia qada hajat/BAB pada air yang tenang dan pada air yang mengalir yang sedikit dan jangan berkemih/BAK pada tempat yang keras dan jangan menghadap angin dan tempat pernaungan manusia pada jalan raya dan di bawah pohon kayu yang di makan buahnya dan pada lobang tanah dan jangan berkata - kata dan hendaklah menghabiskan kemih/BAK.


dan mengucap tatkala masuk kepada tempat itu (بسم الله اللهم إني أعذ بك من الخبث و الخبا ئث) 


dan tatkala keluar mengata ( غفرانك الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني)

MASALAH KEWAJIBAN ORANG TUA MENDIDIK ANAKNYA SHALAT DLL

Wajib sembahyang itu atas tiap – tiap islam mukallaf lagi akal lagi suci, laki – laki dan perempuan. Maka wajib atas wali menyuruh anaknya dengan sembahyang tatakala umurnya itu tujuh tahundan dipalunya akan dia tatkala umurnya itu sepuluh tahun ( apabila meninggalkan sembahyang ) sama ada kanak – kanak laki – laki atau perempuan dan apabila بلغlah kanak – kanak dan sucilah yang haid dan nifas dan sembuhlah gila sebelum keluar waktu dengan sekira – kira barulah ia mendapatkan waktu kadar yang loloskan didalamnya takbiratul ihram niscaya wajiblah mengerjakan sembahyang itu dan wajiblah pula mengqada waktu yang dahulunya itu apabila ada ia waktu dhuhur atau magrib masuklah waktu dan lalulah ia sekira – kira lolos dalamnya menunaikan yang fardhu maka jika terbit haid perempuan atau nifas atau gila yang siuman sebelum mengerjakan dia, niscaya wajib pula atasnya mengqada dia karena taksirnya, sebab ketiadaan bersegera kepada mengerjakan dia itu pada awal waktu.


Wajib atas segala bapak dan ibu dan penghulu sahaya mengajar anak dan sahaya mereka itu yang kecil barang yang wajib atasnya pada ketika بلغnya, seperti mengucap dua kalimah syahadah dan bersuci dan sembahyang dan puasa dan yang sebagainya dan mengetahui penghulu kita nabi muhammad saw yaitu jadinya di mekkah dan turun wahyu pun di mekkah yang مشرفة dan wafatnya di madinah dan kuburnya pun di madinah. Dan di perkenalkan pula akan dia bahwasanya dengan akal بالغ itu telah masuklah ia kedalam keberatan menjunjung titah allah dan titah rasul allah. Dan di perkenalkan pula kepadanya alamat بالغ yaitu genap umur nya lima belas tahun atau dengan ihtilam atau dengan haid pada perempuan dan sekurang – kurang umur perempuan yang kedatangan haid itu sembilan tahun ( sembilan tahun artinya تقريبا  artinya jika kurang daripada sembilan tahun akan kadar yang tiada mawas akan sekrang – kurang haid dan suci itu di hukum dengan haid ). Adapun upah barajir itu daripadanya jua dan jika tiada baginya harta maka atas barang siapa yang wajib nafakahnya.

MASALAH WAKTU SHALAT

DHUHUR

AWAL WAKTU DHUHUR

Awal dhuhur apabila gelincirlah matahari.

AKHIR WAKTU DHUHUR

Apabila jadilah bayang - bayang suatu bersamaan sepatutnya itu.

ASHAR

AWAL WAKTU ASHAR

Apabila bertambahlah sedikit bayang – bayang suatu bersamaan sepatutnya itu.

AKHIR WAKTU ASHAR

Apabila masuklah setengah matahari.

MAGRIB

AWAL WAKTU MAGRIB

Apabila habislah masuk matahari.

AKHIR WAKTU MAGRIB

            Apabila hilanglah syafa’ yang merah, Maka awal yang kuning bercampur dengan yang keruh itu bukan ia daripada syafa’ yang merah.


INSYA

AWAL WAKTU INSYA

Apabila hilanglah syafa’ yang merah.

AKHIR WAKTU INSYA

Apabila hampirlah terbit fajar صادق yaitu harus yang putih melintang pada atab langit bersalahan engan fajar كاذب yaitu putih yang berdiri naik ke atas langit dan mengiringi dia kelam.


SUBUH

AWAL WAKTU SUBUH

Apabila terbitlah fajar صادق.

AKHIR WAKTU SUBUH

 Apabila terbitlah matahari.

Maka mendahulukan sembahyang atau mengemudiankan dia daripada waktunya itu setengah dosa besar.

Peringatan :


Selebih – lebih ( afdal ibadah ) kepada ALLAH SWT kemudian daripada iman itu sembahyang lima waktu. Sembahyang pada awal waktu terlebih afdal maka barang siapa mengemudiankan dia, hingga jatuhlah setengah itu di luar waktu, niscaya durhaka ia kepada allah swt. Maka barang siapa tiada tahu akan masuk waktu sebab غابر atau lainnya niscaya wajiblah atasnya ijtihad dengan suatu alamat yang sudah di jawabnya akan dia, seperti mendarus qur’an atau dengan mendengar koko’ ayam atau yang sebagainya, maka barang siapa luput atasnya suatu fardhu sebab ozor atau tiada, niscaya wajiblah atasnya mengqada dia dengan segeranya.

MASALAH SYARAT SUCI DARIPADA HADAS BESAR DAN KECIL

SYARAT SUCI DARIPADA HADAS BESAR DAN KECIL ITU 3 PERKARA :

1. Islam

2. Mumayiz yaitu tahu makan dan minum dan bersuci sendirinya.

3. Air yang menyucikan maka tiada sah mengangkat hadas dan menghilangkan najis itu melainkan dengan air yang mutlak yaitu air yang turun dari langit atau air yang terbit dari bumi dan apabila berubah air mutlak itu rasanya atau baunya atau warnanya dengan ubah yang sangat, sebab kecampuran suatu benda yang suci seperti kesambi atau lainnya, Niscaya tiadalah sah bersuci dengan dia.

   Maka tiada mengapa berubah ia sebab lumpur atau lama diamnya atau dengan tanah dan keyambang dan sebab berubah tempat lalunya, Seperti tanah cempaka dan tiada memberi mudharat pula jika berubah ia sebab dimasukkan gaharu atau minyak kedalamnya dan tiada sah bersuci dengan air yang sudah terpakai pada fardhu mengambil air sembahyang dan mandi junub.

peringatan :

Maka jikalau dimasukkan oleh orang yang mengambil air sembahyang tangannya kemudian daripada membasuh muka atau orang yang junub kemudian daripada sudah ia berniat mandi kedalam air yang kurang daripada dua kulah maka jika ada di niatkan tangan akan sabara niscaya tiadalah memberi mudharat dan jika tiada diniatkan akan sabara maka jadilah air itu musta'mal dan tiadalah lagi dapat di pakai.

MASALAH AIR SEDIKIT DAN DUA KULAH APABILA JATUH NAJIS



   AIR SEDIKIT APABILA JATUH NAJIS

   Air yang sedikit itu apabila jatuh najis kedalamnya sama ada berubah atau tiada maka air itu najislah demikian pula hukum segala benda yang cair seperti manisan atau yang sebagainya jikalau banyak sekalipun.

   yang di maafkan yang sedikit daripada بول ( air seni ) najis atau bangkai yang tiada mengalir darahnya seperti lalat dan barang sebagainya atau najis yang seni - seni yang tiada kelihatan oleh mata seperti percik kemih dan najis yang ada pada kaki lalat dan pada dubur unggas dan lebu jalan raya atau airnya dan sisa kucing yang sudah memakan najis ( yang tinggal daripada yang dimakan kucing ) maka graiblah ia beberapa lama ketika pada bicara akal sudahlah ia sampai kepada air yang dua kulah maka yaitu suci hukumnya.


AIR DUA KULAH APABILA JATUH NAJIS

   Air dua kulah itu jika ada bejana itu empat persegi maka jika adalah bujurnya itu dan lintangnya dan dalamnya itu sehasta dan seperempat hasta dan jika ada bentara jadilah lintang sehasta dan dalamnya dua hasta. Maka jika jatuh najis kedalamnya jika berubah rasanya atau warnanya atau baunya maka yaitu najis dan jika tiada berubah maka tiadalah air itu najis dan manakala hilanglah ubah air yang najis itu sendirinya maka sucilah ia melainkan karena di campur sesuatu maka yaitu najis juwa karena di syakkan dalamnya.

MASALAH NAJIS DAN NAJIS YANG DI MAAFKAN

NAJIS

   Najis itu yaitu taik dan kemih dan muntah dan nanah dan tuak dan arak dan gilang yang memabukkan ( yang lain daripada buah inab seperti air tebu dan lain daripadanya ) dan anjing dan babi dan air susu yang tiada makan indungan lain daripada anak adam dan sekalian bangkai dan bulunya dan kulitnya dan segala kuku - kuku anggotanya yang cerai daripada ketika hidupnya dan air mulut binatang yang mengeluarkan makanan dari perutnya seperti kerbau dan lainnya ( seperti lembu dan unta dan kambing dan bersalahan kuda maka yaitu tiada keluar makanan yang dalam perutnya karena dikunyah samapi hancur ) dan mazi dan wadi dan mani anjing dan babi.

   TETAPI bangkai anak adam dan ikan dan belalang dan sukunya yang cerai daripada ketika hidupnya itu suci DAN DEMIKIAN LAGI suci بول  ( air seni ) yang di makan indungnya dan indung sutera dan kasturi jiba dan sekalian telur.

NAJIS YANG DI MAAFKAN

  suci tuak itu sebab jadi cuka sendirinya dan kulit bangkai dengan di samak dan apabila kena najis suatu dengan dengan anjing dan babi atau taiknya atau air mulutnya atau pilahnya atau badannya yang basah niscaya di basuh tujuh kali sekali dengan tanah bercampur air dan enam kali dengan air semata - mata. Adapun benda yang kena najis dengan kemih kanak - kanak lelaki yang belum merasa makanan, lain daripada susu, maka sucilah ia dengan dipercikkan air yang terbanyak hingga basahlah tempatnya oleh air itu, maka tiap - tiap barang kena najis itu sucilah ia dengan di basuh apabila hilanglah rasanya dan baunya dan warnanya maka dimaafkan jika tinggal hanya baunya dan warnanya yang sukar menghilangkan keduanya itu, bersalahan rasa maka tiada di maafkan dan tiadalah dapat di persuci sekali - kali jika kena najis benda yang cair seperti manisan dan air susu dan yang sebagainya.

MASALAH YANG MENGWAJIBKAN MANDI, FARDHU,SUNNAH DAN HAID,NIFAS

YANG MENGWAJIBKAN MANDI ITU 5 PERKARA :

1. Mati lain daripada yang mati syahid.

2. Junub sebab bertemu dua khitan dengan memasukkan khasyafah zakar dalam farej jikalau farej binatang sekalipun atau keluar mani.

3. Haid

4. Nifas

5. Wiladah

FARDHU - FARDHU MANDI WAJIB ADA 2 PERKARA :

1. Niat ( نويت رفع الحدث الأكبر عن جميع البدن ) Artinya "sahaja mengangkatkan hadas yang besar daripada sekalian badanku". Dan wajib mekarinahkan niat pada tatkala mula - mula membasuh suatu suku daripada badannya.

2. Membasuh sekalian badannya, kulit dan rambut hingga bawah kukunya sekalipun dan tiada wajib menyampaikan air ke dalam mulut dan kedua biji mata.

SUNNAH - SUNNAH MANDI WAJIB

    Sunnah mandi wajib itu mengambil air sembahyang dahulu daripada mandi dan menggosok - gosok dan meunyilet - nyilet sekalian perlipatan dan meunyilet - nyilet rambut dan meniga - nigai menyucurkan air dan menghadap kiblat dan menghilangkan segala yang di kelihatan daripada badan.


HAID DAN NIFAS

   Sekurang - kurang haid itu sehari semalam dan sebanyak - banyaknya lima belas hari lima belas malam dan gralibnya enam hari atau tujuh hari dan sekurang suci antara dua haid itupun lima belas dan tiada hingga bagi sebanyak - banyaknya ( karena terkadang setengah perempuan kemudian daripada dua bulan sekali haid, ada tiga bulan sekali seperti demikianlah masing - masing tabi'at.) 

  Haram bagi orang yang haid dan junub itu sembahyang dan tawaf baitullah dan menyentuh mushaf dan mengangkat dia dan berhenti di dalam mesjid dan membaca qur'an dengan qasad membaca dia, Maka tiada mengapa mengucap الحمد لله tatkala bersyin dan انا لله و انا اليه راجعون tatkala kedatangan bala dan haram pada perempuan yang haid puasa dan lalu dalam mesjid jika takut akan berlumur darahnya. Haram atas suaminya bersentuh kulit pada barang antara pusatnya dan lututnya. Maka jama' di dalam haid itu setengah daripada dosa besar dan wajib atasnya mengqada puasanya yang tinggal selama dalam haid dan tiada wajib di qada sembahyang dan haram talak akan dia pada ketika dalam haid, tetapi jatuh jua talaknya itu dan apabila putuslah darahnya maka haruslah baginya puasa sebelum mandi dan haram pada orang yang nifas itu barang yang haram pada orang yang haid.