Wajib sembahyang itu atas tiap – tiap islam mukallaf lagi akal lagi
suci, laki – laki dan perempuan. Maka wajib atas wali menyuruh anaknya dengan
sembahyang tatakala umurnya itu tujuh tahundan dipalunya akan dia tatkala
umurnya itu sepuluh tahun ( apabila meninggalkan sembahyang ) sama ada kanak –
kanak laki – laki atau perempuan dan apabila بلغlah
kanak – kanak dan sucilah yang haid dan nifas dan sembuhlah gila sebelum keluar
waktu dengan sekira – kira barulah ia mendapatkan waktu kadar yang loloskan
didalamnya takbiratul ihram niscaya wajiblah mengerjakan sembahyang itu dan
wajiblah pula mengqada waktu yang dahulunya itu apabila ada ia waktu dhuhur
atau magrib masuklah waktu dan lalulah ia sekira – kira lolos dalamnya
menunaikan yang fardhu maka jika terbit haid perempuan atau nifas atau gila
yang siuman sebelum mengerjakan dia, niscaya wajib pula atasnya mengqada dia
karena taksirnya, sebab ketiadaan bersegera kepada mengerjakan dia itu pada
awal waktu.
Wajib atas segala bapak dan ibu dan penghulu sahaya mengajar anak
dan sahaya mereka itu yang kecil barang yang wajib atasnya pada ketika بلغnya, seperti mengucap dua kalimah syahadah dan
bersuci dan sembahyang dan puasa dan yang sebagainya dan mengetahui penghulu
kita nabi muhammad saw yaitu jadinya di mekkah dan turun wahyu pun di mekkah
yang مشرفة
dan wafatnya di madinah dan kuburnya pun di madinah. Dan di perkenalkan pula
akan dia bahwasanya dengan akal بالغ itu telah masuklah ia kedalam keberatan
menjunjung titah allah dan titah rasul allah. Dan di perkenalkan pula kepadanya
alamat بالغ
yaitu genap umur nya lima belas tahun atau dengan ihtilam atau dengan haid pada
perempuan dan sekurang – kurang umur perempuan yang kedatangan haid itu
sembilan tahun ( sembilan tahun artinya تقريبا artinya jika kurang daripada sembilan tahun
akan kadar yang tiada mawas akan sekrang – kurang haid dan suci itu di hukum
dengan haid ). Adapun upah barajir itu daripadanya jua dan jika tiada baginya
harta maka atas barang siapa yang wajib nafakahnya.